Feeds:
Pos
Komentar

Beberapa tokoh aliran belajar humanistik antara lain adalah Arthur Combs, Abraham H. Maslow, dan Carl R. Rogers. berikut akan saya uraikan sedikit mengenai ketiga tokoh tersebut.

1. Arthur Combs

Untuk mengerti tingkah laku manusia, yang penting adalah mengerti bagaimana dunia ini dilihat dari sudut pandangnya. Pernyataan ini adalah salah satu dari pandangan humanistik mengenai perasaan, persepsi, kepercayaan, dan tujuan tingkah laku inner (dari dalam) yang membuat orang berbeda dengan orang lain. untuk mengerti orang lain, yang terpentng adalah melihat dunia sebagai yang dia lihat, dan untuk menentukan bagaimana orang berpikir, merasa tentang dia atau dunianya. (Djiwandono, 2002: 182)

2. Abraham H. Maslow

Teori Maslow didasarkan atas asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal:

    1. Suatu usaha yang positif untuk berkembang.
    2. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.

    Maslow berpendapat bahwa ada hierarki kebutuhan manusia. Kebutuhan dari tingkat yang lebih rendah yaitu tingkat untuk bisa survive atau mempertahankan hidup dan rasa aman, dan ini adalah kebutuhan yang paling penting. Tetapi jika secara fisik manusia secara fisik terpenuhi kebutuhannya dan merasa aman, mereka akan distimuli untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dicintai dan kebutuhan akan harga diri dalam kelompok mereka sendiri. Jika kebutuhan ini telah terpenuhi orang akan kembali mencari kebutuhan yang lebih tinggi lagi, prestasi intelektual, penghargaan estetis, dan akhirnya self-actualization.

    3. Carl. Rogers

    Rogers menganjurkan pendekatan pendidikan sebaiknya mencoba membuat belajar dan mengajar lebih manusiawi, lebih personal dan berarti.

    Lebih khusus dalam bidang pendidikan, Rogers mengutarakan pendapat tentang prinsip-prinsip belajar yang humanistik yang diidentifikasikan sebagai sentral dari filsafat pendidikannya, yakni:

    • Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.
    • Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
    • Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri diangap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
    • Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
    • Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
    • Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
      Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.
    • Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.
    • Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.
    • Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.

    Teori Belajar Humanistik

    Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses yang dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Memanusiakan manusia, yakni untuk mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal. Salah satu ide penting dalam teori belajar humanistik adalah siswa harus mempunyai kemampuan untuk mengarahkan sendiri perilakunya dalam belajar (self regulated learning), apa yang akan dipelajari dan sampai tingkatan mana, kapan dan bagaimana mereka akan belajar. Siswa belajar mengarahkan sekaligus memotivasi diri sendiri dalam belajar daripada sekedar menjadi penerima pasif dalam proses belajar. Siswa juga belajar menilai kegunaan belajar itu bagi dirinya sendiri.

    Aliran humanistik memandang belajar sebagai sebuah proses yang terjadi dalam individu yang melibatkan seluruh bagian atau domain yang ada yang meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan kata lain, pendekatan humanistik menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap siswa. Untuk itu, metode pembelajaran humanistik mengarah pada upaya untuk mengasah nilai-nilai kemanusiaan siswa. Guru, oleh karenanya, disarankan untuk menekankan nilai-nilai kerjasama, saling membantu, dan menguntungkan, kejujuran dan kreativitas untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran.

    Ahli-ahli teori humanistik menunjukkan bahwa (1) tingkah laku individu pada mulanya ditentukan oleh bagaimana mereka merasakan dirinya sendiri dalam dunia sekitarnya, dan (2) individu bukanlah satu-satunya hasil dari lingkungan mereka seperti yang dikatakan oleh ahli teori tingkah laku, melainkan langsung dari dalam (internal), bebas memilih, dimotivasi oleh keinginan untuk aktualisasi diri atau memenuhi potensi keunikan mereka sebagai manusia.

    Dari perspektif humanistik, pendidik seharusnya memerhatikan pendidikan lebih responsif terhadap kebutuhan kasih sayang (affective) siswa. Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berhubungan dengan emosi, perasaan, nilai, sikap, predisposisi, dan moral. Kebutuhan-kebutuhan ini diuraikan oleh Combssebagai tujuan pendidikan humanistik, yaitu:

    1. Menerima kebutuhan-kebutuhan dan tujuan siswa serta menciptakan pengalaman dan program untuk perkembangan potensi siswa.
    2. Memudahkan aktualisasi diri siswa dan perasaan diri mampu
    3. Memperkuat perolehan keterampilan dasar (akademik, pribadi, antarpribadi, komunikasi, dan ekonomi)
    4. Memutuskan pendidikan secara pribadi dan penerapannya
    5. Mengenal pentingnya perasaan manusia, nilai dan persepsi dalam proses pendidikan
    6. Mengembangkan suasana belajar yang menantang dan bisa dimengerti, mendukung, menyenangkan, serta bebas dari ancaman
    7. Mengambangkan siswa masalah ketulusan, respek dan menghargai orang lain, dan terampil dalam menyelesaikan konflik. (Djiwandono, 2002: 181-182)

    Perpektif humanistik terutama tertarik untuk melihat bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh tujuan-tujuan subyektif mereka sendiri, serta bagaimana mereka menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pribadi mereka. (Nursalim, 2007: 83)

    Perspektif humanistik berbeda dari perspektif behavioristik dengan cara yang bertolak belakang, yaitu bagaimana keduanya memandang keberadaan individu dalam membuat pilihan-pilihan dalam hidupnya. Behavioristik memandang manusia sebagai makhluk reaktif yang semata-mata memberi respon terhadap lingkungan. Perilakunya dapat diprediksi dan dikontrol, dengan menerapkan hukum umum perilaku yang diperoleh melalui eksperimen dengan mengamati perilaku hewan. Sedangkan pandangan humanistik berpandangan sebaliknya. Bahwa manusia pada dasarnya memiliki kekuatan untuk membuat pilihan-pilihan mereka sendiri. Manusia dipandang unik, bahwa setiap pengalaman atau fenomena memiliki makna yang berbeda-beda bagi tiap individu bergantung pada bagaimana mereka memberi makna pada peristiwa tersebut. (Nursalim, 2007: 83-84)

    Motivasi Belajar Siswa

    Prestasi belajar siswa adalah hasil dari berbagai upaya dan daya yang tercemin dari partisipasi belajar yang dilakukan siswa dalam mempelajari materi yang diajarkan oleh guru. Kuat dan lemahnya paritisipasi belajra yang dilakukan oleh siswa dalam belajar bergantung pada seberapa kuat motivasinya dalam belajar. Semakin kuat motivasi tersebut semakin kuat pula upaya dan daya yang dikerahkannya untuk berpartisipasi dalam belajar. Sebaliknya, lemahnya motivasi akan melemakhan upaya dan dayanya untuk belajar.

    Ada dua jenis motivasi dilihat dari sumber datangnya motivasi tersebut, yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

    1.      Motivasi intriinsik

    Motivasi intrinsik adlaah motivasi untuk belajar yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Motivasi intrinsik ini diantaranya ditimbulkan oleh faktor-faktor yang muncul dari pribadi siswa itu sendiri terutama kesadaran akan manfaat materi pelajaran bagi siswa tu sendiri. Manfaat tersebut bisa berupa:

    a.       Keterpakaian kompetensi dalam bidang yang sedang dipelajari dalam pekerjaan atau kehidupannya kelak.

    b.      Keterpakaian pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran dalam memperluas wawasannya sehingga memberikan kemampuan dalam mempelajari materi lain.

    c.       Diperolehnya rasa puas karena keberhasilan mengetahui tentang sesuatu yanga selama ini menjadi obsesi atau dambaannya.

    d.      Diperolehnya kebanggaan karena adanya pengakuan oleh lingkungan sosial teradap kompetensi prestasinya dalam belajar.

    Sifat-sifat motivasi intrinsik antara lain:

    a.       Walaupun motivasi intrinsik sangat diharapkan, namun justru tidak selalu timbul dalam diri siswa.

    b.      Karena munculnya atas kesadaran sendiri, maka motivasi intrinsik akan bertahan lebih lama jika dibandingkan dengan motivasi ekstrinsik. (Gintings, 2008: 89)

    2.      Motivasi ekstrinsik

    Motivasi ekstrinsik adalah motivasi untuk belajar yang berasal dari luar diri siswa. Motivasi ini ditimbulkan oleh faktor-faktor yang muncul dari luar pribadi siswa itu sendiri, termasuk dari guru. Faktor-faktor tersebut bisa positif dan bisa pula negatif.

    Contoh dari motivasi ekstrinsik yang negatif adalah rasa takut siswa akan hukuman yang akan diberikan oleh guru mendorong siswa untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Contoh motivasi siswa yang positif adalah dorongan siswa untuk mengerjakan pekerjaan rumah karena ingin mendapatkan pujian dari guru.

    Sifat-sifat motivasi ekstrinsik antara lain:

    a.       Karena munculnya bukan atas kesadaran sendiri, maka motivasi ekstrinsik mudah hilang atau tidak dapat bertahan lama.

    Motivasi ekstrinsik jika diberikan secara terus menerus akan menimbulkan motivasi intrinsik dalam diri siswa. (Gintings, 2008: 88-89)

     

    Sumber: Gintings, Abdorrakhman. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora

    Daya Simak sang Tuna Netra

    Bersyukurlah bagi kita yang sejak lahir hingga ketika membaca tulisan saya ini masih diberikan kesempurnaan indra oleh Yang Maha Kuasa. Rasa syukur itu begitu saya rasakan sepulang saya dari observasi mengenai daya simak anak tuna netra di salah satu SLB di Surabaya.

    Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Berdasarkan tingkat gangguannya/kecacatannya Tunanetra dibagi dua yaitu buta total (total blind) dan yang masih mempunyai sisa penglihatan (Low Visioan).

    Dalam kegiatan pembelajaran, siswa tuna netra selalu tak pernah lepas dari yang namanya braille. buku2 yang mereka gunakan ialah buku dengan huruf2 braille. mereka menggunakan ujung2 jarinya untuk membaca dengan cara jari kanan untuk meraba dan membaca tiap2 kata, dan jari tangan kiri untuk membantu menentukan baris dari tulisan yang ia baca.

    Akibat hilang/berkurangnya fungsi indra penglihatannya maka tunanetra berusaha memaksimalkan fungsi indra-indra yang lainnya seperti, perabaan, penciuman, pendengaran, dan lain sebaginya sehingga tidak sedikit penyandang tuna netra yang memiliki kemampuan luar biasa misalnya di bidang musik atau ilmu pengetahuan.

    Daya simak mereka ketika proses belajar mengajar bisa dibilang rendah. mengapa saya mengatakan demikian?

    Mudah Lupa. kebanyakan dari tuna netra memiliki kecenderungan mudah lupa dalam mengingat pelajaran. hal ini bisa saya maklumi. keterbatasan mereka dalam menangkap maksud dari penjelasan guru disebabkan kurangnya memori dalam otak mereka tentang bentuk bentuk benda tertentu. saya contohkan disini, ketika si A menerima pelajaran IPA tentang benda mencair, si A akan mengalami kesulitan mengingat ingat apa contoh dari peristiwa mencair tersebut. itu disebabkan karena si A nyaris tidak pernah melihat secara langsung bagaimana dan apa benda yang mencair tersebut. jika sudah sukar membayangkan, bagaimana seseorang bisa dengan mudah mengingatnya?

    Oleh karena itu hingga saat ini saya sangat bersyukur dengan apa yang telah Tuhan berikan pada saya…

    Ternyata Upil Bisa Dimakan???

    siapa sih yang gak tau menahu tentang “upil”? makhluk yang satu ini sudah mendarah daging dengan tubuh kita. tapi ada yang tahu tidak kalau ternyata upil itu ada manfaatnya tersendiri jika kita mengkonsumsinya [kalau mau tentunya] ^_^

    Upil adalah sebuah kotoran yang terbentuk secara alami dari proses debu debu jalanan yang nyasar kedalam lubang hidung kita,dan setelah masuk lalu dia ditahan oleh bulu bulu halus yang terdapat di dalam lubang hidung kita,dan kemudian disaring dalam sebuah proses yang alami oleh tubuh kita yang mempunyai suhu panas yang dapat menetralisir segala kemungkinan kuman yang masuk lewat debu debu jalanan tadi,dan melalui proses yang singkat lalu debu debu itu mengering dan terbentuklah gumpalan gumpalan kecil hasil dari proses penyaringan segala kotoran yang mengendap di lubang hidung kita.

    Bila kotoran di lubang hidung anda telah menumpuk biasanya dia akan menyembul dengan sendirinya. Maka segeralah anda bersihkan dengan cara mengoreknya.itulah yang dinamakan aktivitas “ngupil”

    Dokter spesialis paru-paru asal Austria, Prof Dr Friederich Bischinger, pernah menyarankan orang untuk makan upil (kotoran hidungnya) sendiri karena diklaim bisa meningkatkan kekebalan tubuh.

    Penemuan Prof Bischinger tahun 2004 itu sempat menjadi kontroversial. Banyak orang awam dan paramedis yang menolak mentah-mentah teori Prof Bischinger dan mengatakan teori itu tidak masuk akal.

    Makan upil kering adalah cara yang bagus untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Secara medis itu masuk akal dan hal yang wajar untuk dilakukan. Dalam sistem kekebalan, hidung adalah filter yang menyaring banyak bakteri menjadi satu dan ketika campuran ini tiba di usus akan bekerja seperti obat.

    Obat moderen selalu berusaha untuk melakukan hal yang sama dengan metode yang jauh lebih rumit, orang-orang yang mengupil dan memakannya secara alami mendorong sistem kekebalan tubuh mereka secara cuma-cuma.

    Hasil ini memang cukup mencengangkan, karena selama ini orang menganggap kalau upil adalah suatu kotoran yang harus dibuang dan bukan untuk dikonsumsi. Tapi bagi Prof Bischinger, upil juga bisa bertindak sebagai vitamin yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh seseorang.
    ——————————————————————————————————————————————————————
    sumber:
    https://upex.wordpress.com/2010/06/12/meningkatkan-sistem-kekebalan-tubuh/
    http://hiburan.kompasiana.com/group/humor/2010/07/25/asal-usul-upil/

    CERITA UNTUK DIA

    Siapa yang tak tahu, aku dan dia saling mencintai. Siapa yang tidak mengerti, aku dan dia tak pernah lepas satu dan lainnya. Semua orang tahu aku menjalin sebuah hubungan serius dengannya. Dan aku memang mencintainya, seperti aku mencintai hidupku. Aku selalu merindukannya.

    Perpisahan membuatku dan dia berpisah. Jarak yang jauh membuat aku dan dia tak pernah saling berkomunikasi. Tak pernah saling tahu, sedang apa kami di tempat kami. Meski demikian, semua orang menganggap kami saling mencintai, saling menyayangi.

    Aku selalu merindukannya. Bahkan ketika sebuah berita mampir di telingaku, tak pernah kurisaukan itu. Aku hanya berharap, ia baik-baik saja di sana. Dia akan selalu mengingatku, apa pun yang terjadi. Meski jika memang benar ia telah menjalin hubungan dengan wanita di tempatnya. Air mataku telah kering, tak sanggup membayangkan, bagaimana mungkin ia bisa menjalin hubungan dengan wanita di sana. Ia milikku,, hanya itu yang aku tahu. Dan hanya itu yang aku mau tahu..

    Aku tetap tak pernah berkomunikasi dengannya. Hanya sekali dalam setahun aku bisa bertemu dengannya. Dan hari ini, aku bertemu dengannya. Dia begitu menyenangkan, sama seperti ketika aku dan ia masih bersama dahulu. Dan sikapnya hari ini meruntuhkan anganku bahwa ia telah menjalin hubungan dengan wanita lain.

    Aku tak mengajukan pertanyaan apa pun padanya. Tentang wanita itu, atau tentang wanita mana pun. Aku tak punya hak untuk itu. Aku bukan apa-apa. Kata cinta memang tak pernah saling kami utarakan. Dia berhak lakukan apa pun. Namun hari ini, aku merasa memilikinya kembali, meski tanpa perjanjian. Biarkan dia menjadi milikku, hari ini. Meski hanya hari ini.

    Hari ini dia memelukku dengan hangat, hari ini dia mencium bibirku dengan mesrah. Hari ini dia mengusap kepalaku dengan lembut. aku seperti berada di awang-awang. Senyumnya begitu manis, hari ini aku memiliki senyuman itu. dia berulang kali mencium bibirku, menyunggingkan senyum manis padaku. Hingga hari ini berakhir, aku masih juga merasakan bibir hangatnya menyentuh bibirku.

    Sejak hari itu, dia menjadi begitu hangat padaku. Dia seringkali mengajakku keluar untuk menikmati hari bersama. Hingga malam ini, kami menginap di sebuah stasiun kereta api di kota kami. Jangan salah sangka, kami tak melakukan hal itu. kami hanya menghabiskan malam saja di stasiun. Kami juga tidak berdua saja, ada teman-teman kami yang ikut menghabiskan malam di stasiun. Aku tak pernah lepas dari pelukannya. Sesekali dia bertanya padaku, “kau capek?” namun aku hanya menjawab dengan gelengan kepala. Mana mungkin aku bisa merasakan capek, aku takkan merasakan itu jika ada di sampingmu!

    Jika teman-teman kami sedang lengah, kami sempatkan berciuman dengan mesrah. Kami selalu mencuri-curi kesempatan jika teman-teman kami sedang lengah. Hingga saat mereka tengah lelap, kami berciuman panjang yang hangat, menghangatkan tubuh kami yang dingin diterpa angin malam di stasiun kota.

    Hari itu sungguh menjadi hari yang paling mengesankan dalam hidupku. Juga hari ini, ketika aku pergi bersamanya ke bioskop di kota kecil kami. Pelukannya tetap hangat. Sesekali dia juga menciumku, mencuri-curi kesempatan saat teman-teman lengah. Ya, lagi-lagi kami tak berdua saja. Dan kami memang hanya sekali berdua saja, ketika pertama kali kami bertemu setelah sekian lama berpisah. Saat itu pula ciuman pertamanya mendarat di bibirku.

    Hari ini aku begitu terkejut dengan pernyataannya yang tiba-tiba. Dia berbisik di telingaku, “kamu masih punya kesempatan jika ingin bersamaku”. Aku hanya menganggukkan kepala pelan, lalu dia menambahkan, “jika kamu tinggalkan semua yang buruk pada dirimu”. Aku hanya diam, lalu ia menambahkan, “aku berjanji. Bagaimana?” aku pun mengangguk dengan mantap. Lalu ia kembali mencium bibirku.

    Beberapa hari kemudian aku masih bertemu dengannya. Hingga suatu ketika, ia menemuiku lagi. Namun saat itu, aku sedang bersama kekasihku. Ketika kekasihku berpamitan, ia pun menemuiku. Ia tak mengatahkan sepatah katapun. Ia hanya menyerahkan kaos hitam yang aku minta tempo hari. “ini untukmu, ambil saja…” lalu ia menambahkan, “siapa itu tadi? Itu kah pacarmu?” aku hanya mengangguk.

    Tak kusangka, hari itu adalah hari terakhir aku dengannya. Ia tak lagi menampakkan diri. Berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun, aku tak lagi bisa menemuinya.Sudah kucoba melupakan semuanya, tapi aku tak mampu. Separuh hatiku masih miliknya, entah hingga kapan lagi.

    Setulusnya aku akan terus menunggu
    Menanti sebuah jawaban
    Memilikimu…
    (Padi)

    Selesai _

    Aku Manusia

    Kucing mengeong

    Anjing menggonggong

    Kambing mengembik

    Ayam berkokok

    Dan aku diam….

    Karena aku bukan mereka

    Penantian Tak Berujung

    Dia tlah terbawa angin

    Sepersekian detik yang lalu

    Kutunggu di ujung jarum kehidupan

    Seperti malam menantikan pagi

    Di akhir dunia

    Si Kelinci yang Penyayang

    Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah seekor kelinci beserta induknya. Tiap hari, mereka berdua mencari makan dihutan bersama-sama. Makanan mereka adalah sayur-sayuran, terutama wortel yang segar. Sang kelinci sangat menyayangi induknya. Jika sang induk sakit, maka sang kelincilah yang selalu mencarikan makan untuk induknya.

    Pada suatu pagi yang cerah, seperti biasa, sang induk mengajak si kelinci mencari makanan bersama-sama. “Anakku, hari ini ibu ingin sekali makan wortel. Bukankah sudah lama sekali kita tidak makan wortel segar? Tiap hari hanya rumput-rumput liar.maukah kau menemani ibu mencari wortel segar untuk makan kita pagi ini anakku?” kata sang induk. “tentu saja ibu, dengan senang hati aku mau menemani ibu mencari wortel segar. Aku juga ingin sekali makan wortel segar hari ini.” Jawab si kelinci dengan wajah berseri-seri. “ baiklah, ayo sekarang kita berangkat!” kata sang induk bersemangat. “tapi bu, kemana kita akan pergi mencarinya? Bukankah disekitar sini sulit mencari wortel itu?” tanya si kelinci. “em, bagaimana kalau kita coba ke arah barat?bukankah disana biasanya banyak tumbuh wortel?” kata sang induk. “baiklah, ayo kita berangkat sekarang. Aku sudah lapar bu.” Kata kelinci dengan riang. Lalu, sang induk dan si kelinci menuju ke arah barat untuk mencari wortel segar sebagai makanan mereka pada hari itu.

    Mereka berlari dengan riang. Kicau- kicau burung menambah suasana riang di pagi yang cerah itu.menaiki gundukan-gundukan tanah, menuruni tanah-tanah yang cekung, dan sesekali tertawa riang gembira. Setelah berlari cukup jauh, akhirnya terlihatlah di suatu tempat babarapa tanaman wortel yang tumbuh subur. “Ibu, lihat itu.” Seru si kelinci sambil menunjuk ke arah tanaman wortel. “Wah, iya. Ayo kita kesana!” seru sang induk seraya berlari menuju ke arah tanaman wortel.  Si kelincipun berlari mengikuti induknya.

    “Wah, ini pasti wortel yang segar.” Kata sang induk. Matanya berbinar-binar penu kegembiraan. “Ayo bu, kita gali tanahnya sekarang.” Ajak si kelinci dengan riang. “ ayo, kau yang sebelah sini, ibu yang sebelah sana, yang dekat pohon besar itu.” Kata sang induk sambil menunjuk ke arah tanaman wortel yang lain, yang tumbuh subur di sekitar pohon besar. “ Oke!” kata sang kelinci sambil mengedipkan satu matanya. Lalu sang induk pun bergegas menuju ke arah pohon besar.

    Mereka terlihat sangat beresemangat menggali tanah yang menutupi buah-buahan wortel yang segar itu. Kaki-kaki mereka mengais-ngais tanah sambil bernyanyi-nyanyi dengan riang. “saat pagi tlah tiba, saat sarapan tiba. Makan wortel yang segar, membuat tubuhku kuat.” Tiba-tiba si kelinci berseru, “ibu, lihat, aku dapat satu!” senyumnya lebar dan matanya berbinar-binar. “bagus, ibu juga dapat satu.” Seru ibunya sambil mengacungkan wortel segar berwarna merah.

    Namun tiba-tiba, dari arah pohon besar terdengar sura yang sangat mengejutkan. “Ggrrrr……!!! Ggrrr…!!!” sang induk terlonjak kaget lalu berlari ke arah anaknya. “anakku, apakah kau mendengar sesuatu?” tanya sang induk dengan berbisik.

    “GGGgggrrrrrrrr………!!!!” Tiba-tiba muncullah seekor musang dengan matanya yang merah menakutkan. Air liurnya menetes-netes ke bawah. Kuku-kukunya tajam dan kotor, siap menerkam kelinci dan induknya. Kemudian si kelinci dan induknya lari terbirit-birit menjauhi musang. Musang pun berlari mengejar mereka. Si kelinci dan induknya berlari sekuat tenaga. Menaiki gundukan tanah, menuruni tanah yang cekung, berlari, dan terus berlari. “anakku, bagaimana kalau kuta berpencar saja.” Teriak sang induk sambil berlari. “tapi bu?” si kelinci terlihat sangat ketakutan. “sudahlah. Kalau kita berpencar, musang itu akan sulit menangkap kita. Tapi jika kita tetap bersama, kita akan mudah tertangkap.” Teriak sang induk. “baiklah.” Kata si kancil, semakin cemas. “nant kalau keadaan sudah aman, kita bertemu kembali di rumah ya!” perintah sang induk. “ya, bu.” Kata si kelinci masih berlari. Lalu keduanya pun berpencar. Mereka berlari ke arah yang saling berlawanan.

    Musang masih juga berlari mengejar keduanya. Namun, tiba-tiba musang berhenti. Ia bingung. Ia telah kehilangan jejak kedua kelinci tadi. Hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk berbelok ke suatu arah, yang ternyata itu adalah arah dimana sang induk tadi berbelok.

    Si kelinci tetap berlari. Satu-dua kali ia menoleh ke belakang. Setelah merasa keadaan telah aman, kelinci pun memutuskan untuk berhenti berlari. Napasnya tersengal-sengal. Keringatnya menetes-netes ke tanah.

    Ia teringat pada induknya. Hatinya cemas. Jangan-jangan sekarang ibunya dalam keadaan bahaya. Namun, teringat akan perkataan ibunya tadi, maka ia pun memutuskan untuk kembali kerumah. Ia akan menunggu induknya di rumah.

    Sesampainya dirumah, ternyata sang induk belum kembali. Hati si kelinci pun was-was. Namun ia tetap berusaha untuk tenang. “Ya Allah, tolonglah aku, tolong selamatkanlah ibu dari musang yang jahat itu.” Si kelinci memanjatkan doa kepada Tuhan agar induknya selamat. Setelah beberapa lama kemudian, karena terlalu lelah, si kelinci pun tertidur.

    Namun tidurnya tak berlangsung lama. Dia terbangun, kembali teringat induknya. Satu hari, dua hari, hingga tiga hari, induknya tak kunjung datang. Si kelinci semakin cemas. Lalu ia pun memutuskan akan mecari induknya….

    Ia berjalan, dan terus barjalan. Langit begitu cerah, namun tak secerah hati si kalinci. Ia cemas, cemas memikirkan induknya yang telah tiga hari tak jua kembali. “ibu, kemanakah engkau? Aku cemas sekali ibu…” si kelinci pun menangis. Ia tak kuasa menahan air matanya. Ia sangat sedih. Ia begitu rindu pada induknya. Ingin rasanya ia memeluk induknya saat ini. “ibu,ibuu,ibuuu….hu…hu…hu…” si kelinci berhenti sejenak di bawah pohon mahoni yang rindang.

    Krusek..krusek…krusek… ada suara di dekat si kalinci duduk. “tolong, tolong aku. Tolong aku kelinci…” si kelinci pun menoleh ke arah sumber suara. Ternyata itu adalah suara tikus kecil yang kakinya terjerat akar-akar pohon. “tolonglah aku. Kakiku tak bisa terlepas dari akar-akaran ini. Maukah kau menolongku?” kata si tikus. Lalu si kelinci beranjak dari duduknya, menghampiri si tikus. “baiklah, aku akan menolongmu.” Kemudian s kelinci mencoba melepaskan akar-akar yang menjerat si tikus.

    Setelah beberapa lama kemudian, akhirnya si kelinci pun berhasil memotong beberapa akar yang menjerat si tikus. “wah, terima kasih banyak kelinci. Kau sngguh baik sekali. Kalau tak ada kau, aku pasti tak bisa pulang ke rumahku lagi. ”kata si tikus dengan tulus. “sudahlah, kata ibuku, kita harus saling membantu jika ada teman kita yang kesusahan.” Kata si kelinci. Namun, tiba-tiba si kelinci menangis tersedu-sedu. “hiks…hiks…hu…hu…huuuuu….!!!!” si tikus bingung. “kenapa kau menangis? Apakah kau ada masalah? Ceritakan padaku kelinci, siapa tahu aku bisa membantumu…” kata si tikus, tampak  iba melihat si kelinci menangis terisak-isak.

    “Aku kehilangan ibuku tikus. Hu…hu…hu…” tangis kelinci. “hilang? Kenapa bisa hilang?” tanya si tikus. Lalu si kelinci pun menceritakan seluruh kejadian tadi kepada si tikus. Tikus pun mengangguk-angguk. “tunggu, tunggu. Bagaimana ciri-ciri ibumu? Apakah di kepalanya ada seperti bekas luka?” tanya si tikus tiba-tiba, seaakn ia mengingat-ingat sesuatu. “iya. Kau benar. Apa kau melihatnya?” tanya si kelinci. “ya,aku melihatnya berlari ke arah selatan. Saat itu aku sedang ada di rumahku. Aku melihatnya berlari sangat kencang. Namun jika dari sini, kau harus berjalan ke arah timur. Apa kau perlu bantuanku? Aku akan menemanimu kelinci.” Kata tikus panjang lebar. “tak perlu tikus. aku akan mencari ibuku sendiri saja. Aku sangat berterima kasih padamu atas pemberitahuanmu. Aku akan segera berangkat. Terima kasih tikus…” kata si kelinci, matanya berbinar-binar penuh harap. “baiklah kalau itu kemauanmu. Hati-hati di jalan ya. Aku akan berdoa semoga ibumu akan segera kau temukan.” Kata si tikus. “baiklah, sampai bertemu lagi ya.” Kata si kelinci sambil pergi berlari meninggalkan si tikus.

    Dengan berjuta harapan, si kelinci berlari menuju ke arah utara seperti apa yang dikatakan oleh si tikus. ia sudah sangat rindu pada induknya. Namun di tengah jalan, ia mendengar suara cicitan burung pelatuk yang sepertinya sedang ketakutan. “cit…cit…cit…” di carinya sumber suara itu.

    Dan ternyata suara itu berasal dari atas pohon di depannya. Diatasnya ada seekor anak burung pelatuk yang masih kecil sekali di dalam sarangnya. Dan tampaknya sarang burung itu akan terjatuh. Dan benar saja, selang beberapa waktu, sarang burung itu menukik jatuh. Namun dengan sigapnya, si kelinci itu menangkap anak burung pelatuk yang ikut terjatuh bersama sarangnya tadi. Dan… “cuit…cuit…cuit…terima kasih banyak kelinci. Kau telah menolongku.” Kata si anak pelatuk. Sambil tersenyum, si kelinci berkata “lain kali, kau harus berhati-hati ya.” Seraya menurunkan anak pelatuk dari gendongannya, si kelinci bertanya, “di mana ibumu?” Lalu si anak pelatuk menjawab, “ibu sedang mencari makan untukku.”

    Seraya mengelus-elus kepala si anak pelatuk, si kelinci pun berpamitan, “oke pelatuk yang manis, aku akan pergi sekarang. Dan ingat, kau harus lebih berhati-hati, ya? Ibumu pasti sangat sedih jika kehilangan kau.” Dan tiba-tiba kembali teringat induknya, lalu menangis. “kenapa kau menangis?” tanya si anak pelatuk. “sudahlah, aku baik-baik saja kok. Salam ke ibumu ya, sampai jumpa…” kata si kelinci riang seraya mengusap air matanya dan kemudian berlari kembali ke utara.

    * * * * *

    Si kelinci kembali meneruskan perjalanan. Namun, matahari sudah mulai tenggelam di barat. Lalu si kelinci memutuskan untuk beristirahat sebentar, mencari semak-semak, dan kemudian tidur di atasnya.

    Si kelinci tertidur sangat pulas. Hingga ia tidak menyadari bahwa hari sudah cerah. Kicauan burung-burung yang merdu bersahut-sahutan membangunkannya dari tidurnya. “wah, sudah siang. Aku harus segera meneruskan perjalanan.” Katanya.

    Si kelinci sudah bergegas akan meninggalkan tempat itu. namun tiba-tiba, “mbeek…embek…embeeekk…” lalu si kelinci diam sejanak, dan menoleh ke arah suar itu. ternyata itu adalah suara rintihan dari seekor kambing yang kakinya berdarah-darah.

    Si kelinci sangat terkejut. “kenapa kakimu, kambing?” tanya si kelinci. “kakiku tadi terluka. Saat aku mencari makan, aku terperosok ke dalam lubang. Untung aku bisa menyelamatkan diri. Namun, kakiku terluka… ” kata si kambing sambil merintih menahan sakit. “apa yang dapat aku lakukan untukmu kambing?” Tanya si kelinci. “kau seperti bukan berasal dari sini ya? Aku tak ernah melihatmu sebelumnya?” si kambing malah balik bertanya. “aku akan mencari ibuku yang sudah empat hari tak kembali.” Jawab si kelinci. “kalau begitu, kamu tak usah memperdulikanku. Keselamatan ibumu lebih penting. Pergilah!” perintah si kambing. “tapi kau juga harus sembuh, kau kesakitan seperti ini. Tunggu sebentar. Aku dulu juga pernah terluka sepertimu. Lalu waktu itu, ibuku menyembuhkan lukaku dengan menempelkan beberapa daun-daunan. Dan beberapa hari kemudian, aku sembuh.” Kata si kelinci. “baiklah, kau tunggu di sini ya, aku akan mencari daun-daunan itu untukmu.” Tambah si kelinci, lalu bergegas meninggalkan si kambing.

    “Kau memang kelinci yang baik. Semoga kau bisa cepat bertemu dengan ibumu. Kasihan kau…” kata si kambing dalam hati.

    Tak lama kemudian, si kelinci kembali mengambil beberapa lembar daun-daunan. Lalu ditempelkannya daun-daun itu ke atas luka pada kaki si kambing. “nah, sekarang kakimu sudah aku obati. Tunggu saja beberapa hari lagi. Mudah-mudahan luka itu akan cepat sembuh. Dan sekarang, aku akan kembali melanjutkan perjaalanan.” Kata si kelinci berlari pergi.

    * * * * *

    Si kelinci terus berjalan menuju ka arah utara. Terus, dan terus. Sudah tiga hari ia mencari induknya. Namun pencarian itu tak juga menbawa hasil. Si kelinci tetap tak menemukan induknya. Si kelinci hampir putus asa.

    “ya Tuhan, untuk apa aku berulang kali menolong hewan-hewan disini, kalau ibuku tak juga bisa aku temukan?” si kelinci menggerutu sendiri. “Ah, aku jadi malas menolong hewan lain. Membuang waktuku saja!” sambungnya. Kini si kelinci bertekat tak akan menolong hewan-hewan yang kesulitan lagi.

    Si kelinci berbaring di atas semak-semak belukar. Di pejamkannya matanya yang sayu. Tiba-tiba ia menangis. Ia sangat sedih memikirkan induknya yang pergi entah kemana. Lalu dari arah yang tak terlalu jauh terdengar suara minta tolong. “Tolong… tolong… TOLONG…!!!” si kelinci tresentak kaget. Seketika ia terbangun. Dan ternyata suara itu berasal dari seekor kancil yang terjebak jaring-jaring manusia.

    “Hai kelinci, tolonglah aku…” teriak si kancil. “Ah, tidak! Aku tak mau menolongmu. Itu membuang waktuku saja. Aku sendiri kesulitan, tak ada yang mau menolongku.”  Kata si kelinci seraya membuang mukanya. “memangnya kau sedang ada masalah apa?” Tanya si kancil. “ibuku hilang karena dikejar musang. Aku tak tau dia sekarang dimana.” Kata si kelinci dengan sedih. “lantas, mengapa kau tak mau lagi menolong hewan yang butuh pertolongan?” tanya si kancil. “itu hanya akan membuang waktuku saja. Buktinya, sampai sekarang tak ada yang bisa menolongku.” Kata si kelinci agak marah.

    “Hai kelinci! Apaibumu tak pernah berkata padamu untuk selalu menolong siapapun yang membutuhkan pertolonganmu?” tanya si kancil. “apa ibumu juga tak pernah mengatakan padamu untuk selalu ikhlas dan tak mengharapkan imbalan jika menolong siapapun?” tanya si kancil lagi, dan si kelinci tetap diam. “dan apa kau tak menyadari jika kau telah tidak ikhlas sudah menolong hewan-hewan itu?” tanya si kancil lagi. “apa kau tak sayang pada ibumu?” tanya si kancil lagi. “tentu saja aku sayang pada ibuku!” jawab  si kelinci marah. “kalau kau sayang pada ibumu, kau pasti mau mendengarkan segala nasihatnya.” Kata si kancil.

    Si kelinci kembali menangis. “kau benar cil. Aku memang jahat. Seharusnya aku ikhlas menolong mereka. Dan seharusnya aku tak mengharapkan imbalan apa-apa dari mereka.” Si kancil manggut manggut. “Maafkan aku ya cil. Baiklah, sekarang aku akan menolongmu!” kata si kelinci. Lalu ia naik ke atas pohon. Digigitnya tali yang mengikat di jaring-jaring yang menjebak si kancil. Lalu, “Bruggg!!!” tali itupun terlepas. Dan si kancil terjatuh ke tanah. “trimakasih kelinci. Kau memang kelinci yang baik. Suatu saat kau pasti akan segera menolong ibumu. Bagaimana kalau kau aku temani mencari indukmu. Bukankah kau sudah menolongku?” tanya si kancil. “tak usah cil, aku ikhlas menolongmu. Biar aku cari sendiri saja ibuku. Sekarang aku akan melanjutkan perjalananku.” Kata si kelinci.

    * * * * *

    Si kelinci berjalan menuju ke utara. Ia bertekat kembali untuk mencari induknya. Di lewatinya semak-semak belukar, sambil terus mengucap doa agar ia segera menemukan induknya. Hujan pun turun dengan derasnya. Ia segera mencari tempat berlindung yang aman.

    Petir menyambar-nyambar. Si kelinci sangat ketakutan. Ia kembali menangis. Ia teringat dengan induknya yang belum ia temukan. Lalu tiba-tiba ia kembali berlari dengan kencang menuju ke utara. Ia tak peduli dengan hujan yang turun dengan derasnya. Ia juga tak takut dengan petir yang menyambar-nyambar. Ia ingin segera menemukan ibunya.

    Tiba-tiba terlihat didepannya sebuah lubang yang sangat besar seperti sebuah jurang yang tanahnya berjatuhan. “bruss!! Bruss!! Bruss!!” di dekatinya lubang raksasa itu. ternyata ada seekor gajah yang terperosok ke dalam lubang raksasa. Ia berusaha untuk keluar dari lubang itu, namun badannya yang besar hanya bisa merontokkan tanah di sekeliling lubang raksasa itu.

    “Hai gajah, tunggu dulu. Biar aku coba untuk mengeluarkanmu dari situ.” Teriak si kelinci. Hujan masih turun dengan derasnya. Petir juga masih menyambar-nyambar. Si kelinci berusaha mengeruk tanah yang curam itu agar bisa menjadai lebih landai, sehingga si gajah bisa naik ke atas, dan selamat dari lubang raksasa itu.

    Dan benar saja, tak lama kemudian, si kelinci menyelesaikan pekerjaannya. Tanah itu sudah landai. Dan kini si gajah bisa naik ke atas. “terima kasih kelinci yang baik. Kau  kita-harus saling menolong pada yang membutuhkan.” Kata kelinci. “Wah, ibumu memang beruntung, punya anak sebaik kamu.” Kata gajah. “baiklah gajah, hujan sudah reda. Aku akan melanjutkan perjalananku. Selamat bertemu kembali!” kata kelinci seraya berlari ke arah utara.

    “baiklah, hati-hati di jalan ya…” kata gajah. “Eh, ngomong-ngomong, si kelinci tadi mau kemana ya? Kenapa aku tidak tanya padanya? Ah, dasar aku memang pelupa!” si gajah berbicara sendiri.

    * * * * *

    Hujan telah reda. Si kelinci berjalan menuju ke utara. Terlihat di depannya sebuah rawa yang luas. Di atas rawa itu, ada sebentuk pelangi yang sangat indah. Warnanya sangat indah. Si kelinci sangat senang melihat keindahan pelangi itu.

    Pandangannya tertuju pada seberang rawa. Di atas pohon yang tumbang, seperti ada sosok putih bersih yang seukuran dengan tubuhnya sedang tertidur di atas pohon tumbang itu. di tajamkannya penglihatannya. Ia seperti tak asing dengan sosok putih itu. dan benar saja, sosok itu sangat mirip dengan induknya. Dan memang benar itu adalah induknya yang ia cari selama ini.

    “Ibu… apakah itu ibu? Ya Tuhan, lalu bagaimana aku bisa melewati rawa ini? Rawa ini sangat dalam.” Si kelinci sangat bingung. Induk yang selama ini dicarinya ternyata ada di seberang rawa. Dan ia tak tau bagaimana harus menyeberangi rawa itu. sedangkan tubuhnya yang kecil tak mungkin kuat membawa batang pohon ke permukaan rawa itu agar bisa ia pergunakan untuk menyeberang.

    Kelinci sangat bingung. Ia menagis lagi. Ia berpikir dengan keras. Ia harus segera menemukan cara untuk bisa menyeberangi rawa itu.

    Tiba-tiba dari atas pohon terdengar suara memanggil namanya. “Hai kelinci. Kau kan kelinci yang pernah menolongku beberapa hari yang lalu.” Ternyata itu adalah suara burung pelatuk yang pernah ditolongnya saat ia akan terjatuh dari atas pohon. “Kau kenapa kelinci? Kenapa kau menangis?” tanya burung pelatuk. “Ibuku ada di seberang sana…” kata si kelinci seraya menunjuk ke arah si induk terbaring.

    “O, itukah ibumu yang tempo hari hilang?” tanya anak pelatuk. “Ya, dan aku sekarang bingung bagaimana caranya agar aku bisa sampai kesana.” Kata si kelinci murung. “Tunggu sebentar. Aku akan mencoba menolongmu. Tunggu ya.” Lalu si anak pelatuk terbang ke arah timur.

    Tak lama kemudian, ia datang bersama beberapa pelatuk yang lain. “Hai kelinci, kau masih ingat denganku?” kata salah satu burung pelatuk. S kelinci hanya menggelengkan kepalanya. “Aku adalah induk pelatuk yang tempo hari anakku kau selamatkan.” Katanya dengan senyum. “kau sudah pernah menolong kami, maka sekarang biarkan kami para burung pelatuk menolongmu.” Lalu burung-burung pelatuk itu pun mulai mematuk-matuk pohon-pohon yang ada di hutan itu.

    Satu demi satu pohon-pohon itu berjatuhan. “Nah, kelinci, pohon-pohon ini sudah kami tumbangkan. Sekarang, kita harus mengangkatnya ke rawa itu, agar si kelinci bisa melewatinya.” Kata induk pelatuk. “lalu, bagaimana caranya agar pohon-pohon ini bisa kita pindahkan ibu? Bukankah kita terlalu kecil untuk mengangkat pohon-pohon ini?” tanya si anak pelatuk. “Wah, kau benar anakku. Bagaimana kita bisa memindahkannya ya?” para kawanan pelatuk sangat kebingungan. Mereka mencari cara yang tepat agar bisa memindahkan pohon-pohon itu ke rawa.

    “Hai, ada apa ini? Kenapa kalian berkumpul semua disini?” kata si gajah yang tiba-tiba datang dari arah selatan. “Wah, kebetulan sekali gajah. Temanku ini membutuhkan bantuan untuk mengangkat pohon-pohon ini ke rawa-rawaa itu.” kata anak pelatuk pada gajah. Sambil menoleh ke arah si kelinci, gajah itu berkata, “Hai, bukankah kau adalah kelinci baik hati yang menolongku tempo hari?” sambil tersenyum, si kelinci menjawab, “Benar,” lalu si gajah menambahkan, “O, kalau begitu kau tak usah risau, aku pasti dengan senang hati akan membantumu, kelinci yang baik.” Lalu dengan wajah berseri-seri, si kelinci berucap, “terima kasih gajah,” lalu gajah pun mulai memindahkan pohon-pohon ke rawa-rawa.

    * * * * *

    “Nah, sekarang kau sudah bisa menyebrang rawa ini. Pohon-pohon ini sudah aku bereskan. Selamat berjuang ya, salam juga ke ibumu.” Kata si gajah. “terima kasih banyak ya gajah, akan aku sampaikan salammu pada ibuku.” Lalu si kelinci pun menyeberangi rawa, melambaikan tangan kepada para kawanan pelatuk dan gajah.

    Dengan riang si kelinci berlari menyeberangi rawa. Ia sangat gembira akan bertemu dengan ibunya yang sudah sangat lama ia cari.

    Dilihatnya di sekeliling hutan itu. matanya mencari-cari sosok ibunya yang dilihatnya di seberang tadi. Dan tak lama kemudian matanya menangkap sesosok kelinci putih yang sedang terbaring lemah di atas sebuah kayu lapuk.

    Dan benar saja, itu ternyata adalah sosok ibunya yang sedang terbaring lemah tak berdaya. Ia langsung berlari menghampiri ibunya. “IBUUUU……!!!” Dan ibunya pun menoleh ke arahnya dengan lemah. Si kelinci menangis terisak-isak memeluk ibunya.

    “ibu, aku sudah lama sekali mencarimu. Aku sangat khawatir padamu. Aku takut ibu… hu…hu…hu…” isak si anak kelinci. “Sudahlah nak, ibu juga sangat cemas padamu. Sekarang yang penting kita sudah bertemu kembali.” Kata sang ibu menghibur anaknya. “baiklah ibu, ayo sekarang kita pulang.” Kata si anak kelinci.

    “tunggu anakku. Ibu sekarang masih sangat lemah.” Kata sang ibu. “ibu kenapa? Ibu sakit? Ibu sangat pucat.” Kata si kelinci dengan cemas. “kalau begitu, ibu harus sembuh dahulu. Tak mungkin kita akan melanjutkan perjalanan kalau ibu sakit. Aku akan mencari bantuan. Ibu tunggu di sini ya!” kata si kelinci seraya meninggalkan ibunya.

    “Ya Tuhan, bagaimana caranya aku bisa tahu ibu sedang sakit apa? Aku tak mengerti masalah obat-obatan…” si kelinci sangat gugup. Tiba-tiba dari arah selatan, terdengar suara kancil yang pernah di tolong oleh si kelinci.

    “ibumu membutuhkan bayam.” Kata si kancil tiba-tiba. “apa benar?” tanya si kelinci terkejut. “Ya. Dan kau jangan meremehkanku ya. Aku tahu lo masalah obat-obatan. Aku menjadi tabib di kalangan kancil. ” kata si kancil. “Wah, kau memang kancil yang cerdik. Lalu, dimana aku harus mencari bayam itu? sekarang kan bukan musim bayam.” Kata si kelinci sedih.

    “Kau coba tanyakan pada pak kambing. Sepertinya dia kemarin punya bayam. Mungkin dia mau membantumu.” Kata si kancil. “Kau benar cil, aku pasti akan membantumu. Kau dulu pernah menolongku kan, sekarang, kau bawa bayam ini untuk ibumu.” Kata pak kambing secara tiba-tiba. Dia membawa seikat bayam yang masih segar.

    “terima kasih semuanya. Aku sangat senang. Aku akan bercerita pada ibuku. Selamat tinggal, doakan ibuku sembuh ya…” kata si kelinci dengan wajah berbinar-binar. “tentu kami akan berdoa untuk ibumu!” kata si kancil dan pak kambing bersamaan. Lalu si kelinci pun berlari menuju tempat ibunya berbaring.

    “Ibu, ini aku sudah membawa bayam untuk ibu. Ibu harus segera memakannya, agar ibu cepat sembuh dan kita bisa segera pulang.” Lalu sang induk segera memakan bayam itu. setelah beberapa hari kemudian, sang induk pun sembuh dari penyakitnya.

    Akhirnya, si kelinci dan induknya kembali pulang kerumahnya. Mereka pun kemudian hidup bahagia kembali.

    —SELESAI—

    JENIS MENYIMAK

    Menyimak ada berbagai macam jenis. Namun beberapa jenis tersebut dibedakan berdasarkan kriteria tertentu, yakni berdasarkan suber suara, berdasarkan bahan simak, dan berdasarkan pada titik pandang aktivitas menyimak

    1)     Berdasarkan Sumber Suara

    Berdasarkan sumber suara yang disimak, dikenal dua jenis nama penyimak yaitu intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi dan interpersonal listening atau menyimak antarpribadi.

    Sumber suara yang disimak dapat berasal dari diri kita sendiri. Ini terjadi di saat kita menyendiri merenungkam nasib diri, menyesali perbuatan sendiri, atau berkata-kata dengan diri sendiri. Jenis menyimak yang seperti inilah yang disebut intrapersonal listening.

    Sumber suara yang disimak dapat pula berasal dari luar diri penyimak. Menyimak yang seperti inilah yang paling banyak kita lakukan misalnya dalam percakapan, diskusi, seminar, dan sebagainya. Jenis menyimak yang seperti ini disebut interpersonal listening.

    2)     Berdasarkan Cara Penyimakan

    Berdasarkan cara penyimakannya, menyimak dibagi menjadi dua ragam, yakni menyimak intensif dan menyimak ekstensif.

    1. Menyimak intensif

    Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam. Dengan cara menyimak yang intensif, penyimak melakukan penyimakan dengan penuh perhatian, ketelitian, dan ketekunan, sehingga penyimak memahami secara luas bahan simakannya. Jenis menyimak seperti ini dibagi atas beberapa jenis, yaitu :

    • Menyimak kritis, bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara. Contoh: orang yang menghadiri seminar akan memberikan tanggapan terhadap isi seminar.
    • Menyimak introgatif, merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak. Contoh: seseorang yang diinterogasi oleh polisi karena telah melakukan kejahatan.
    • Menyimak penyelidikan, yakni sejenis menyimak dengan tujuan menemukan. Contoh: seorang yang masih diduga telah membunuh orang lain sedang diselidiki oleh polisi dengan mengutarakan beberapa pertanyaan yang harus di jawab. Maka polisi melakukan menyimak penyelidikan saat sang tersangka menjawab pertanyaannya.
    • Menyimak kreatif, mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi itu.
    • Menyimak konsentratif, merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik. Contoh: saat mahasiswa melaksanakan tes toefl sesi listening, ia melakukan simak konsentratif agar dapat memahami maksud sang pembicara dengan tepat.
    • Menyimak selektif, yakni kegiatan menyimak yang dilakukan dengan menampung aspirasi dari penutur / pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan hasil simakan dengan hal yang relevan. Contoh: menyimak acara televisi dan memilah-milah mana yang boleh ditonton oleh anak kecil dan mana yang dilarang.
    1. Menyimak ekstensif

    adalah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya. Menyimak siperti ini sering pula diartikan sebagai kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting saja. Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat:

    • Menyimak sekunder, yakni sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.

    Contoh : Ahmad sedang mencuci motor tanpa sadar ia mendengar Ibunya bercerita di teras dengan tetangganya.

    • Menyimak estetik, yakni penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan misalnya, lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku.
    • Menyimak pasif, merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya penyimak.

    Contoh : Tukang Becak yang biasa mengantar turis secara tidak langsung pandai berkomunikasi menggunakan bahasa asing.

    • Menyimak sosial, berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan orang.

    3)     Berdasarkan Titik Pandang Aktivitas menyimak

    Menyimak Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:

    1. Kegiatan menyimak bertarap rendah

    Kegiatan menyimak bertaraf rendah berupa penyimak baru sampai pada kegiatan memberikan dorongan, perhatian, dan menunjang pembicaraan. Biasanya aktivitas itu bersifat nonverbal seperti mengangguk-angguk, senyum, sikap tertib dan penuh perhatian atau melalui ucapan-ucapan pendek seperti benar, saya setuju, ya, ya dan sebagainya. Menyimak dalam taraf rendah ini dikenal dengan nama silent listening.

    Contoh: siswa yang sedang mendengarkan penjelasan dari guru, yang hanya menunjukkan respon mengangguk, tersenyum, dan sebagainya.

    1. Kegiatan menyimak bertaraf tinggi

    Aktivitas menyimak yang bertaraf tinggi, penyimak sudah dapat mengutarakan kembali isi bahan simakan. Pengutaraan kembali isi bahan simakan menandakan bahwa penyimak sudah memahami isi bahan simakan. Jenis menyimak seperti ini disebut dengan nama active listening.

    Contoh: setelah siswa menerima pembelajaran, secara bergantian siswa mengutarakan apa yang didapatnya pada hari itu.

    4)     Berdasarkan taraf hasil simakan

    Berdasarkan taraf hasil simakan, terdpat beberapa ragam, antara lain:

    1. Menyimak terpusat

    Menyimak terpusat adlah menyimak suatu aba-aba atau perintah untuk mengetahui kapan harus ulai melaksanakan sesuatu yang diperintahkan.

    Contoh: ketika belajar membuat kue, saya selalu mendengarkan intruksi dari ibu kapan saya harus memasukkan telur, kapan harus memengeluarkan adonan dari oven, dan sebagainya.

    1. Menyimak untuk membandingkan

    Penyimak menyimak pesan tersebut kemudian membandingkan isi pesan tersebut dengan pengalaman dan pengetahuan penyimak yang relevan.

    Contoh: kemarin sore, saya mendengarkan siaran berita yang memberitakan seorang siswa MAN yang kepergok membawa minuman kers ke sekolah. Setelah mendengar itu, saya kemudian membandingkan dengan pengalaman dan pengetahuan saya bahwa siswa MAN adalah siswa yang dikenal religi. Tapi hal ini berlawanan dengan berita yang saya dengarkan. Maka saya membandingkannya.

    1. Menyimak organisasi materi

    Yang dipentingkan oleh penyimak disini ialah mengetahui organisasi pikiran yang disampaikan pembaca, baik ide pokoknya maupun ide penunjangnya.

    Contoh: saya mengikuti seminar proposal skripsi teman saya, berarti saya telah melakukan kegiatan menyimak organisasi materi karena saya tahu ide-ide yang disampaikannya.

    1. Menyimak kritis

    Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan berar dan ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.

    Contoh: ketika mangikuti seminar proposal skripsi, karena ada hal yang kurang bisa diterima dan dimengerti, maka saya meminta pada nara sumber untuk menjelaskan maksudnya.

    1. Menyimak kreatif dan apresiatif

    Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatit para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya.

    Contoh: suatu saat saya mendengarkan acara TV “hidup ini indah”. Setelah menyimak acara tersebut, saya jadi terinspirasi untuk menjadi seorang wirausaha sukses.

    5)     Berdasarkan tujuan menyimak

    Ada enam macam ragam menyimak berdasarkan tujuan menyimak, yakni:

    1. Menyimak sederhana

    Menyimak sederhana terjadi dalam percakapan dengan teman atau percakapan melalui telepon.

    1. Menyimak deskriminatif

    Menyimak untuk membedakan suara atau perubahan suara.

    Contoh: orang yang marah mengeluarkan nada suara yang berbeda dengan orang yang sedang bergembira.

    1. Menyimak santai

    Menyimak untuk tujuan kesenangan.

    Contoh: menyimak film, drama, komedi, dan sebagainya.

    1. Menyimak informatif

    Menyimak untuk mencari informasi.

    Contoh: menyimak siaran berita, menyimak pengumuman, dan sebagainya.

    1. Menyimak literatur

    Menyimak untuk mengorganisasikan gagasan.

    Contoh: membahas hasil penemuan.

    1. Menyimak kritis

    Menyimak untuk menganalisis tujuan pembicara.

    Contoh: dalam debat terbuka, ada dua pihak yang saling meminta kebenaran atas topik yang dibahas.

    6)     Berdasarkan tujuan khusus

    Ada tujuh ragam menyimak berdasarkan tujuan khusus, yakni:

    1. Menyimak untuk belajar

    Melalui kegiatan menyimak seseorang mempelajari berbagai hal yang dibutuhkan. Contohnya: siswa yang menyimak penjelasan guru.

    1. Menyimak untuk menghibur

    Penyimak menyimak untuk menghibur dirinya. Contohnya: menyimak film, drama komedi, dan sebagainya.

    1. Menyimak untuk menilai

    Penyimak mendengarkan dan memahami isi simakan kemudian mengkaji, menguji, dan membandingkan dengan pengalaman dan pengetahuan penyimak. Contoh: menyimak fakta yang disiarkan di berita TV.

    1. Menyimak apresiatif

    Penyimak memahami, menghayati, mengapresiasi materi simakan. Contoh: menyimak pembacaan puisi, cerpen, drama, dsb.

    1. Menyimak untuk mengomunikasikan ide dan perasaan

    Penyimak memahami, merasakan gagasan, ide, dan perasaan pembicara. Contoh: orang yang sedang mendengarkan curahan hati sahabatnya.

    1. Menyimak deskriminatif

    Menyimak untuk membedakan suara atau bunyi. Contoh: perbedaan suara orang yang sedang bergembira dan orang yang sedang marah.

    1. Menyimak pemecahan masalah

    Penyimak mengikuti uraian pemecahan masalah secara kreatif dan analitis yang disampaikan oleh pembaca. Contoh: seorang psikolog yang mendengarkan keluhan pasiennya dan berusaha memberikan solusi terhadap masalah pasien tersebut.

    Sumber

    http://zoelfatas.blogspot.com/2009/01/ragam-menyimak.html

    http://pramuka-achank.blogspot.com/2009/05/jenis-jenis-menyimak.html

    http://affandy.ss.blog.plasa.com/2008/07/18/belajar-menyimak/